Saturday 16 April 2016

Tetapi Carilah Dahulu Kerajaan Allah

           Sepenggal ayat yang sangat sulit bagi saya untuk memahaminya. Mungkin saya salah merefleksikan, tetapi biarlah hal ini menjadi kesaksian hidup saya untuk dapat semakin setia dalam setiap perkara.

           Bermula pada keinginan saya untuk memiliki seperangkat komputer untuk menunjang pekerjaan sampingan, tetapi kondisi finansial saya tidak memungkinkan untuk membeli bahkan komputer yang murah sekalipun karena penghasilan bulanan yang mengharuskan saya untuk lebih irit. Kondisi serba salah, untuk dapat membeli komputer saya harus mempunyai pekerjaan sampingan, sedangkan untuk dapat melakukannya saya membutuhkan komputer

           Saya terlahir dari keluarga Katolik yang aktif di lingkungan, hingga masa remaja saya. Tetapi rutinitas kantor yang menyita waktu membuat aktifitas meng-gereja saya jauh berkurang. Sempat saya protes, kenapa teman-teman saya yang jarang ke gereja (apalagi aktif mudika) mendapatkan rejeki yang melimpah dibandingkan saya yang sudah berangkat pagi pulang dini hari
padahal saya rajin ke gereja. Hanya untuk seperangkat komputer ya Tuhan, tidak kah Engkau sudi mengabulkan?? Lama saya merenungkan, apakah saya sedang melakukan barter dengan Tuhan? Saya akan lebih sering aktif di Gereja apabila Tuhan mengabulkan permohonan saya.

          Akhirnya sesi barter pun dimulai, namun lama saya menunggu tetapi tidak ada tanda-tanda akan dikabulkan dan saya pun letih untuk meminta. Hingga suatu hari saya melihat pengumuman di gereja, yang memberitakan bahwa Seksi Sosial paroki sedang mencari relawan pengajar komputer bagi warga yang tidak mampu dan putus sekolah. Entah mengapa, saya sangat tertarik untuk mendaftar sebagai sukarelawan sekalipun hal ini akan semakin mengambil waktu istirahat saya di hari libur. Hal ini saya tindak lanjuti dengan mulai menyusun materi dan jadwal belajar.

          Setelah hampir 2 bulan saya menjadi sukarelawan, tiba-tiba saja ada perusahaan yang mau menggunakan jasa saya sebagai trainer 3 bulan. Puji Tuhan, ternyata hasil dari sampingan tersebut dapat saya belikan Macintosh (komputer yang sangat saya idamkan), dan ini merupakan komputer saya yang pertama dan yang baru bisa saya beli di usia 25 tahun  hingga akhirnya saya bisa mengerjakan pekerjaan sampingan yang lain dengan fasilitas yang saya miliki sekarang. Namun pekerjaan sampingan tersebut malah membuat saya malas menjadi sukarelawan, perlahan saya mulai mengurangi jadwal belajar dan bahkan meniadakan sama sekali.

          Tanpa saya sadari, hari demi hari pekerjaan sampingan saya menjadi hal yang langka dan sangat susah dicari. Hingga suatu hari saya kembali melihat pengumuman yang sama di Gereja, Seksi Sosial mencari relawan pengajar. Saya agak ragu untuk kembali mendaftar, namun tetap saya lakukan. Dan ketika kegiatan belajar baru berjalan 2 minggu, saya kembali di kagetkan oleh tawaran menjadi trainer paruh waktu, yang di luar dugaan hasilnya dapat saya belikan motor dengan pembayaran tunai! Hal ini yang menjadi titik balik perenungan saya...

         Mengapa semua rejeki itu datang tak terduga disaat saya mulai melayani-Nya dengan kesungguhan hati? Di saat saya dihadapkan dengan siswa-siswi putus sekolah yang sangat membutuhkan relawan pengajar, disaat itu lah Tuhan mempercayakan saya sebuah perkara kecil. Namun ketidak setiaan saya membuat saya lebih mencari kekayaan duniawi.

"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius6:33),
ayat inilah yang menyadarkan saya untuk semakin setia dalam setiap perkara kehidupan, dan lebih mengutamakan mencari Kerajaan-Nya yang kekal abadi, maka semuanya itu akan ditambahkan tanpa kita memintanya...